Minggu, 23 Juni 2013

Tamu tak diundang itu bernama "Kematian"



 
Saudaraku, salah satu penyebab utama kerusakan kalbu yang menimpa banyak orang sehingga mereka terjerumus ke dalam kubangan dosa dan maksiat adalah karena jauhnya mereka dari mengingat dan menghayati kematian yang menanti di depan mereka. Padahal ulama dahulu pernah berkata,
 
كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا

Cukuplah kematian sebagai pemberi nasihat.” (Shifah ash-Shafwah I/639. Adapun hadits Nabi n\ dengan lafal dimaksud, maka tidak valid)


Rabī` Ibn Abī Rāsyid berkata,

لَوْ فَارَقَ ذِكْرَ الْمَوْتِ قَلْبِيْ سَاعَةً لَخَشِيْتُ أَنْ يَفْسدَ عَلَيَّ قَلْبِيْ

            Sekiranya kalbuku terpisah sesaat saja dari mengingat kematian, maka aku benar-benar  khawatir kalbuku menjadi rusak.” (Lihat Shifah ash-Shafwah, 3/ 109, az-Zuhd Ibnul Mubārak: 90)



Seorang wanita pernah mendatangi Āisyah untuk mengeluhkan tentang kekerasan kalbu. `Āisyah berkata, “Perbanyaklah mengingat kematian, niscaya kalbu itu akan menjadi lembut (baik)”
Dikisahkan bahwa ar-Rabī` bin Khutsaim menggali kuburan di tempat tinggalnya dan tidur di dalamnya beberapa kali dalam sehari, agar selalu mengingat kematian.

             
             Saudaraku, belum tibakah saatnya kita mengingat penghancur kelezatan dan pemutus segala kenikmatan yang sangat ditakuti oleh para penguasa dan orang-orang besar dari zaman dahulu hingga kelak di akhir zaman? Apakah yang sudah kita persiapkan untuk menyambut tamu tak diundang tesebut, Saudaraku....??



Ya Allah... selamatkanlah kami dari buruknya su'ul khatimah.
Ya Allah..... jauhkanlah kami dari kejelekan akhlak dan perbuatan zalim.
Ya Allah ..... berilah taufik kepada kami untuk senantiasa tegar di atas jalan-Mu dan dalam syariat-Mu. amin.

 

Sabtu, 22 Juni 2013

Ibuku yang Tercinta




Ibu yang mengasihiku
Oh ibuku………
Engkau mengandungku sembilan bulan sepuluh hari
Engkau telah melahirkanku dan merawatku
Engkau pertaruhkan nyawamu demi aku

Engkau membelaku saat aku susah               
Engkau memberi pertolongan ketika kubutuhkan
Engkau tinggalkan makananmu demi rasa kenyangku
Oh ibuku….                                                       
Aku cinta padamu …..
                                                                                                                Anakmu...,

 (Sebuah ungkapan rasa seorang anak kelas IV untuk ibundanya yang jauh di mata)
                                

Abu Bakar ash-Shiddiq, Keagungan Akhlak dan Semangat Juang


ABU BAKAR a [1], Kholifah Rosululloh n\Yang Pertama, “Sang jawara dalam melaksanakan kebajikan.”

Sobat, suri teladan kita yang pertama ini adalah sahabat Rosululloh yang paling mulia dan paling banyak berjasa dalam Islam. Ia lebih dikenal dengan nama kuniyahnya[2] daripada nama beliau yang asli. Beliau bernama Abdulloh anak dari Abu Quhafah, beliau dilahirkan dalam masa jahiliyyah yang telah gelap dengan berbagai macam kesyirikan dan buruknya akhlak. Akan tetapi walaupun beliau hidup di tengah-tengah masyarakat yang sedemikian rusaknya ternyata hati beliau tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan. Semenjak kecil Abu Bakar selalu memikirkan bagaimana mungkin masyarakat umum menganggap berhala dan patung itu menjadi tuhan yang disembah, padahal mereka hanyalah batu yang tidak dapat memberikan apa-apa.
Mengenai hal ini, beliau pernah berkisah: “Ketika usiaku menginjak dewasa, ayahku mengajakku untuk pergi ke suatu tempat yang terdapat berhala di sana. Setelah itu ayahku berkata kepadaku, “Wahai anakku, inilah tuhanmu yang maha tinggi!”, lantas ia meninggalkanku sendiri di sana. Aku pun mendekat ke arah patung tadi seraya mengatakan: “Aku lapar, beri aku makan!”, namun patung itu tidak menjawab. Aku katakan lagi, “Aku tidak punya pakaian, beri aku pakaian!”, ia juga tidak menjawabku kali ini. Maka aku lemparkan batu kepadanya hingga ia jatuh tersungkur.
Begitu lengkap dan agung keutamaan Abu Bakar dalam sejarah Islam, hingga dirinya diabadikan oleh Alloh dalam al-Qur'an dengan sebutan shohib (teman) bagi Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi wa sallam-, Alloh  berfirman menjelaskan hal ini (yang artinya): 

Ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya (Abu Bakar):  "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." [QS. at-Taubah: 40]

Kedudukan yang teramat tinggi itu tidaklah didapat beliau kecuali setelah melalui berbagai pengorbanan di jalan Alloh q\ untuk membela agama Islam yang suci ini serta Rosul-Nya yang mulia. Beliau berjuang dengan harta serta tenaga dan semua apa yang dimilikinya, seluruhnya ia berikan untuk Islam. Maka pantaslah setelah itu beliau mendapat kedudukan yang begitu istimewa di mata Alloh dan Rosul-Nya.
Bagi orang yang mencari keindahan mutiara akhlak, maka Abu Bakar adalah dasar lautan yang menyimpan keindahan mutiara itu. Begitu banyak akhlak indah yang beliau miliki  dan tentunya itu patut untuk kita tiru, pengorbanan untuk Islam, kedermawanan yang menawan, dan sifat penyantun lagi sabar, juga semangat beliau dalam melakukan semua amalan kebaikan yang akan membuat hati kita berdecak kagum dan mata tak bisa berkedip. Sedemikiankah hebat akhlak dan sifat Abu Bakar? Ya, dan salah satu buktinya adalah apa yang telah diceritakan oleh Umar bin Khoththob mengenai Abu Bakar: “Tidaklah aku berlomba dengan Abu Bakar dalam suatu kebaikan melainkan ia pasti akan mendahuluiku.” Ali bin Abi Tholib juga pernah mengatakan: “Abu Bakar dalah as-Sabbaq (orang yang mendahului) dalam kebaikan, dan demi Alloh, tidaklah kami dahulu berlomba untuk melakukan suatu kebaikan, kecuali Abu Bakar telah mendahului kami.” Oleh karena sifat yang satu ini Rosululloh pernah memberikan kabar gembira kepada beliau bahwa ia akan dibebaskan dari panasnya api neraka.
Dalam satu riwayat disebutkan, bahwasannya ketika Rosululloh telah selesai sholat shubuh pada suatu hari, beliau menanya para sahabat: “Siapa di antara kalian yang berpuasa pada saat ini?” maka Abu Bakar menjawab: “Saya wahai Rosululloh, tadi malam aku berniat ingin berpuasa maka saat ini aku telah melakukannya.” Lantas Nabi bertanya: “Siapa di antara kalian yang telah mengunjungi orang yang sakit?”, “Sesungguhnya semenjak kita sholat shubuh bersamamu wahai Nabi dan belum kemana-mana, maka bagaimana mungkin kami bisa mengunjungi orang yang sakit?”, jawab Umar. Maka Abu Bakar menjawab: “Saya wahai Rosululloh, tadi para sahabat mengabari saya bahwa saudara saya Abdurrohman bin Auf sakit, saya sengaja melewati rumahnya lalu aku menanya tentang kabarnya dan saat itu terjadi ketika aku akan berangkat menuju masjid.” Nabi bertanya lagi: “Siapa di antara kalian yang telah bersedekah pada pagi ini?”, maka Umar menjawab: “Wahai Rosululloh, kita belum sempat pergi ke mana-mana semenjak sholat shubuh bersamamu, lantas bagaimana mungkin kami bisa bersedekah?”, “Saya wahai Rosululloh, ketika aku masuk masjid ternyata aku menjumpai seorang yang sedang meminta-minta. Nah, kebetulan cucuku (anaknya Abdurrohman bin Abu Bakar) sedang menggenggam potongan roti, aku ambil lalu memberikannya kepada orang yang meminta tadi”, jawab Abu Bakar. Maka Nabi n\ berkata dengan muka yang berseri, “Wahai Abu Bakar, bergembiralah terhadap surga….”
Sahabat, tahukah kalian tentang besarnya pembelaan Abu Bakar untuk Islam? Dalam hal pembelaannya terhadap Islam dan Rosululloh, pengorbanan yang beliau berikan memang tidak ada duanya. Abu Bakar lah yang menemani hijroh ke Madinah dan bersembunyi di gua Tsaur di saat orang-orang Quraisy berniat untuk membunuh Rosululloh dan sebelumnya mereka telah mengepung rumah beliau, Abu Bakar juga yang telah melindungi Rosululloh  pada saat-saat genting di kala perang Uhud, yaitu ketika kaum muslimin lari kocar-kacir. Beliau juga orang yang telah menyedekahkan seluruh hartanya untuk berjuang di jalan Alloh ketika perang Tabuk hingga habis tanpa tersisa.
Bahkan jauh sebelum Rosululloh berhijrah ke Madinah dan Islam masih belum memiliki kekuatan serta pengikut, maka Abu Bakar lah yang membela Rosululloh dengan sekuat tenaga. Berapa kali telah tercatat pembelaan beliau untuk Rosululloh? Dikisahkan bahwa ketika Rosululloh  berada di Masjidil Harom untuk melakukan sholat dan thowaf (memutari Ka’bah) seperti biasanya, maka di sana terdapat kumpulan orang-orang musyrik Quraisy sedang membicarakan serta mengolok-olok Nabi dengan kata-kata yang jelek. Setelah itu mereka mengepung Nabi dan mengitari beliau secara bersama-sama, bahkan di antara mereka ada yang sempat menarik kerah baju Rosululloh, di saat genting seperti itu datanglah Abu Bakar sebagai pembela beliau, dengan air matanya yang masih mengalir Abu Bakar mengatakan kepada orang-orang Quraisy: “Apakah kalian akan membunuh seorang yang mengatakan bahwa Robku adalah Alloh......?!!” maka mereka pun membubarkan diri dari tempat itu.
Sobat sekalian, inilah di antara contoh teladan keindahan sifat yang dimiliki Abu Bakar yang seharusnya kita tiru, begitu semangatnya beliau dalam melakukan amalan sholih, serta begitu sangat gigih dalam berjuang membela Islam serta Rosululloh. Jikalau kita tulis semua pengorbanan yang telah dilakukan oleh Abu Bakar tentu itu masih kurang lembaran yang ada dalam buku ini! Ketahuilah Sobat…, ini tidak akan terjadi kecuali karena beliau sangat yakin akan janji Alloh untuk orang-orang yang beriman dan beramal sholih. Yaitu surga beserta keindahan yang ada di dalamnya.
(Azr-Kdr)





[1] Tarikh Khulafa’ Rosyidin: 7, al-Mutanafisun fi Mahabbatir Rosul: 17-49, ar-Rokhiqul Makhtum.
[2] Nama Kuniyah adalah nama seseorang yang diawali oleh kata “Abu” untuk lelaki dan “Ummu” untuk perempuan dan ini adalah salah satu sunnah Nabi n\ yang belum banyak diketahui oleh orang.